cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Riset Industri
ISSN : 19785852     EISSN : 25807366     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Journal of Industrial Research is a periodic scientific media to publish the results of research, study, review, and scientific review of industrial areas that have never been published that is not in the process of evaluating and has been approved by the others (if any) published three times a year on each April, August, and December and accredited by LIPI Number: 490 / AU2 / P2MI-LIPI / 08/2012 for three years.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue " Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri" : 12 Documents clear
FIKSASI EMISI KARBON DIOKSIDA DENGAN KULTIVASI MIKROALGA MENGGUNAKAN NUTRISI DARI AIR LIMBAH INDUSTRI SUSU Handayani, Titin; Mulyanto, Adi
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.458 KB)

Abstract

Penelitian fiksasi karbon dioksida dengan mikroalga ini menggunakan air limbah industri susu. Mikroalga yang digunakan adalah Chlorella vulgaris yaitu ganggang hijau yang mampu mengolah limbah secara biologis. Mikroalga dibudidayakan di dalam bioreaktor bentuk kolam tipe raceway. C. vulgaris dapat tumbuh pada air limbah industri susu dengan pemberian emisi CO2 sekitar 5,5%. Unsur kimia air limbah mengalami penurunan hingga pada hari ke 10, terutama fosfor tidak memenuhi syarat lagi untuk pertumbuhan mikroalga. Penambahan NPK 35 mg/L ke dalam nutrient pada hari ke 10 dilakukan untuk mengatasi defisiensi fosfor. Pemberian debit 4,5 L CO2/menit meningkatkan pH hingga 7. Efisiensi penyerapan CO2 oleh mikroalga C. vulgaris mencapai 96% dengan pemberian CO2 rata-rata 0,2 g/L/hari dan menghasilkan biomasa pada akhir pengamatan sebanyak 0,4 mg/L. Kata kunci: Kolam kulturRaceway, industri susu, mikroalga, fiksasi karbon dioksida, air limbah, nutrisi
PEMANFAATAN LIMBAH POLES UBIN KERAMIK GRANITO UNTUK PRODUK KERAMIK KONVENSIONAL DAN BAHAN BANGUN BETON ., Subari; Afdhil, Khairul
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.535 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pemanfaatan bahan limbah poles ubin granito untuk pembuatan produk keramik konvensional (keramik hias dan ubin keramik) serta bahan bangunan beton. Dalam pembuatan produk keramik hias di sini bahan limbah poles ubin keramik granito dicampur dengan lempung dari daerah Kasongan Yogyakarta, Wonosobo, Sukabumi, Lombok Barat dan Kalimantan Barat, dengan perbandingan komposisi berat antara bahan limbah dan lempung dari masing-masing daerah adalah 50 % limbah : 50 % lempung. Sedangkan untuk pembuatan ubin keramik , bahan limbah poles tersebut dicampur dengan lempung Belitung dan felspar Banjarnegara pada perbandingan komposisi campuran bahan baku adalah bahan limbah = 30 – 40 %, felspar = 10 – 20 % dan lempungnya tetap yakni 50 %. Berdasarkan percobaan penelitian ini maka diperoleh hasilnya untuk prototipe produk keramik hias berupa wadah buah dibakar pada suhu 1050 oC menampakkan warna krem, coklat muda dan coklat kemerahan, serta prototipe produk ubin keramik juga dibakar suhu 1050 oC menampakkan warna putih agak krem dan sudah cukup padat. Disamping itu, bahan limbah poles ini juga diteliti pemanfaatannya untuk bahan bangunan beton. Komposisi bahan yang dirancang yaitu (1 bagian semen Portland : 4 bagian arang sawit + limbah granito) sampai dengan (1 bagian semen Portland : 6 bagian arang sawit + limbah granito). Dari hasil percobaan ini ternayata komposisi dengan kode B terdiri dari 1 bagian semen Portland : 5 bagian arang sawit + bahan limbah ubin granito merupakan komposisi yang terbaik serta tergolong jenis bata beton ringan karena nilai density masih dibawah 1,0 g/mL. Kata kunci : Limbah ubin keramik granito, keramik hias, ubin keramik, bahan bangunan beton, bata ringan.
VERMIKOMPOS LIMBAH FLESHING INDUSTRI KULIT UNTUK TANAMAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM.L) ., Prayitno
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.122 KB)

Abstract

Jumlah limbah padat terbesar yang dihasilkan dari proses penyamakan kulit adalah limbah fleshing. Penelitian pengaruh vermikompos dari campuran limbah fleshing, kotoran sapi dan potongan jerami (40: 60 ;2) terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah (Capsicum annuum.L) telah dilakukan. Perlakuan percobaan dilakukan dengan 4 variasi dosis vermikompos per bedeng yaitu 0; 10; 15 dan 20 kg dengan ukuran luas per bedeng 3,2 m2. Pada masing-masing bedeng ditanam 20 buah bibit cabe merah dengan jarak 40 x 50 cm. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah dan berat panen cabai merah yang dihasilkan dengan frekwensi panen 4 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil panen cabe merah tertinggi diperoleh dari penggunaan dosis vermikompos 10 kg dengan berat cabe 3,110 kg dan jumlah cabe1280 buah. Kata kunci: vermikompos, limbah fleshing, cabe merah
PEMANFAATAN LIMBAH ALKALI INDUSTRI RUMPUT LAUT DAN LIMBAH PICKLING INDUSTRI PELAPISAN LOGAM SEBAGAI PUPUK ANORGANIK Ariani, Nurul Mahmida; Cahyono, Handaru Bowo; Yuliastuti, Rieke
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.539 KB)

Abstract

Limbah cair dari industri rumput laut (Eucheuma cottoni) yang dalam proses pengolahannya menggunakan Kalium Hidroksida (KOH) mempunyai kandungan Kalium. Sedangkan dari proses pickling di industri lapis listrik dihasilkan limbah cair sekitar 2 m3 untuk setiap 1000 m2 benda yang dilapis. Limbah cair ini mengandung FeCl2/FeCl3, jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan dimanfaatkannya secara bersama limbah pickling dan limbah cair dari rumput laut, maka lingkungan akan tetap terjaga.Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah cair dari industri rumputlaut dan limbah cair dari proses pickling di industri elektroplating untuk pembuatan pupuk Anorganik sebagai salah satu upaya pengelolaan lingkungan.Keluaran dari kegiatan ini adalah penanganan limbah secara integrasi dari limbah cair industri rumput laut dan proses pickling yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Limbah cair dari industri rumput laut dapat dimanfaatkan secara bersama dengan limbah cair dari proses pickling di industri electroplating untuk dijadikan pupuk buatan yang memenuhi persyaratan Pupuk KCl yang mengacu pada SNI 02 – 2805:2005. Kadar kalium sebagai K2O dari hasil pengolahan limbah cair industri rumput laut tersebut berkisar antara 0,08 - 0,12 % (800 – 1200 ppm) nilai tersebut lebih tinggi dari pada nilai standard sesuai SNI 02 – 2805: 2005 sebesar 600 ppm. Kata Kunci: limbah alkali, proces pickling, rumput laut, pupuk cair 
KINERJA PENGERING SURYA SISTEM INTEGRASI MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR-BERSIRIP DAN ABSORBEN TERMOKIMIA UNTUK PENGERINGAN KAKAO Dina, Sari Farah; H. Napitupulu, Farel; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.427 KB)

Abstract

Penelitian tentang pengering integrasi energi surya menggunakan kolektor tipe plat datar bersirip dan termokimia untuk mengeringkan biji kakao-fermentasi telah dilakukan. Pemasangan sirip pada kolektor menambah luas permukaan absorber dan meningkatkan energi surya yang diserap. Pengeringan dilanjutkan malam hari menggunakan absorben dan dapat mempersingkat waktu pengeringan. Pengeringan biji kakao-fermentasi dengan kadar air awal rata-rata 62,6% dilakukan pada 18-19 Juni 2014 hingga mencapai kadar air 7,6%. Energi surya dilakukan selama siang hari pukul 08:30-16:00 WIB, dilanjutkan dengan energi termokimia menggunakan absorben berupa garam CaCl2 pada malam hari pukul 16:00-08:30 WIB keesokan harinya. Pengeringan dihentikan pada saat dicapai berat konstan. Evaluasi terhadap kondisi dan potensi radiasi, efisiensi termal kolektor surya, efektifitas absorben, dan model kinetika pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa selama proses pengeringan berlangsung, kondisi cuaca siang hari dicatat berada pada temperatur udara 29 – 38 °C; kelembaban relatif (RH) 41–81 % dan intensitas radiasi 111–969Watt/m2. Efisiensi termal kolektor surya dengan pemasangan sirip pada plat absorber dapat meningkatkan efisiensi termal rata-rata sebesar 62%, sedangkan efisiensi termal rata-rata kolektor surya tanpa sirip yang dilakukan tahun sebelumnya adalah 37%. Efektifitas pengeringan dianalogikan terhadap laju pengurangan kadar air. Energi surya menguapkan air dari dalam biji kakao sebesar 80%, sisanya diuapkan pada malam hari menggunakan absorben. Model kinetika pengeringan adalah eksponensial dan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pengering surya tipe kolektor plat datar tanpa sirip. Kata kunci: pengering surya, termokimia, kolektor surya tipe plat datar-bersirip, performansi
ANALISIS KENDALA PENUMBUHAN INDUSTRI MESIN PERALATAN PABRIK NASIONAL ., Hafid; Herjanto, Eddy
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.987 KB)

Abstract

Makalah ini menyajikan hasil penelitian analisis kendala penumbuhan industri mesin dan peralatan pabrik nasional. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi industri mesin dan peralatan pabrik saat ini dan selanjutnya memberikan alternatif pemecahan masalahnya permasalahannya yang dihadapi oleh mesin dan peralatan pabrik industri nasional serta melakukan langkah-langkah pengembangannya. Sebagai upaya peningkatan daya saing dalam melakukan penetrasi pasar, baik di pasar domestik maupun di pasar global. Metode penelitian yang dilakukan, meliputi: telaahan kendala penumbuhan terhadap industri mesin dan peralatan pabrik dan pemecahan masalahnya. Penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin dan cara pengambilan sampling dilakukan secara proporsional cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket, wawancara dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil survey terhadap 100 sampel industri yang diambil dari beberapa lokasi yang tersebar dibeberapa propinsi, yaitu: Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: teknologi, fasilitas produksi, rasio reject, sumber daya manusia, desain, bahan baku, pengendalian mutu, pemasaran, dan infrastruktur. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa masalah internal industri mesin peralatan pabrik adalah faktor-faktor mesin/peralatan produksi, produktivitas dan SDM. Sedangkan masalah ekternal antara lain: ketergantungan pada pihak principal, bunga bank yang tidak bersaing dan persaingan yang tidak wajar. Kata kunci : industri mesin dan peralatan pabrik, rumus Slovin, fasilitas produksi.
PEMANFAATAN LIMBAH POLES UBIN KERAMIK GRANITO UNTUK PRODUK KERAMIK KONVENSIONAL DAN BAHAN BANGUN BETON ., Subari; Afdhil, Khairul
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.535 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pemanfaatan bahan limbah poles ubin granito untuk pembuatan produk keramik konvensional (keramik hias dan ubin keramik) serta bahan bangunan beton. Dalam pembuatan produk keramik hias di sini bahan limbah poles ubin keramik granito dicampur dengan lempung dari daerah Kasongan Yogyakarta, Wonosobo, Sukabumi, Lombok Barat dan Kalimantan Barat, dengan perbandingan komposisi berat antara bahan limbah dan lempung dari masing-masing daerah adalah 50 % limbah : 50 % lempung. Sedangkan untuk pembuatan ubin keramik , bahan limbah poles tersebut dicampur dengan lempung Belitung dan felspar Banjarnegara pada perbandingan komposisi campuran bahan baku adalah bahan limbah = 30 – 40 %, felspar = 10 – 20 % dan lempungnya tetap yakni 50 %. Berdasarkan percobaan penelitian ini maka diperoleh hasilnya untuk prototipe produk keramik hias berupa wadah buah dibakar pada suhu 1050 oC menampakkan warna krem, coklat muda dan coklat kemerahan, serta prototipe produk ubin keramik juga dibakar suhu 1050 oC menampakkan warna putih agak krem dan sudah cukup padat. Disamping itu, bahan limbah poles ini juga diteliti pemanfaatannya untuk bahan bangunan beton. Komposisi bahan yang dirancang yaitu (1 bagian semen Portland : 4 bagian arang sawit + limbah granito) sampai dengan (1 bagian semen Portland : 6 bagian arang sawit + limbah granito). Dari hasil percobaan ini ternayata komposisi dengan kode B terdiri dari 1 bagian semen Portland : 5 bagian arang sawit + bahan limbah ubin granito merupakan komposisi yang terbaik serta tergolong jenis bata beton ringan karena nilai density masih dibawah 1,0 g/mL. Kata kunci : Limbah ubin keramik granito, keramik hias, ubin keramik, bahan bangunan beton, bata ringan.
VERMIKOMPOS LIMBAH FLESHING INDUSTRI KULIT UNTUK TANAMAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM.L) ., Prayitno
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.122 KB)

Abstract

Jumlah limbah padat terbesar yang dihasilkan dari proses penyamakan kulit adalah limbah fleshing. Penelitian pengaruh vermikompos dari campuran limbah fleshing, kotoran sapi dan potongan jerami (40: 60 ;2) terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah (Capsicum annuum.L) telah dilakukan. Perlakuan percobaan dilakukan dengan 4 variasi dosis vermikompos per bedeng yaitu 0; 10; 15 dan 20 kg dengan ukuran luas per bedeng 3,2 m2. Pada masing-masing bedeng ditanam 20 buah bibit cabe merah dengan jarak 40 x 50 cm. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah dan berat panen cabai merah yang dihasilkan dengan frekwensi panen 4 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil panen cabe merah tertinggi diperoleh dari penggunaan dosis vermikompos 10 kg dengan berat cabe 3,110 kg dan jumlah cabe1280 buah. Kata kunci: vermikompos, limbah fleshing, cabe merah
PEMANFAATAN LIMBAH ALKALI INDUSTRI RUMPUT LAUT DAN LIMBAH PICKLING INDUSTRI PELAPISAN LOGAM SEBAGAI PUPUK ANORGANIK Ariani, Nurul Mahmida; Cahyono, Handaru Bowo; Yuliastuti, Rieke
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.539 KB)

Abstract

Limbah cair dari industri rumput laut (Eucheuma cottoni) yang dalam proses pengolahannya menggunakan Kalium Hidroksida (KOH) mempunyai kandungan Kalium. Sedangkan dari proses pickling di industri lapis listrik dihasilkan limbah cair sekitar 2 m3 untuk setiap 1000 m2 benda yang dilapis. Limbah cair ini mengandung FeCl2/FeCl3, jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan dimanfaatkannya secara bersama limbah pickling dan limbah cair dari rumput laut, maka lingkungan akan tetap terjaga.Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah cair dari industri rumputlaut dan limbah cair dari proses pickling di industri elektroplating untuk pembuatan pupuk Anorganik sebagai salah satu upaya pengelolaan lingkungan.Keluaran dari kegiatan ini adalah penanganan limbah secara integrasi dari limbah cair industri rumput laut dan proses pickling yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Limbah cair dari industri rumput laut dapat dimanfaatkan secara bersama dengan limbah cair dari proses pickling di industri electroplating untuk dijadikan pupuk buatan yang memenuhi persyaratan Pupuk KCl yang mengacu pada SNI 02 – 2805:2005. Kadar kalium sebagai K2O dari hasil pengolahan limbah cair industri rumput laut tersebut berkisar antara 0,08 - 0,12 % (800 – 1200 ppm) nilai tersebut lebih tinggi dari pada nilai standard sesuai SNI 02 – 2805: 2005 sebesar 600 ppm. Kata Kunci: limbah alkali, proces pickling, rumput laut, pupuk cair 
KINERJA PENGERING SURYA SISTEM INTEGRASI MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR-BERSIRIP DAN ABSORBEN TERMOKIMIA UNTUK PENGERINGAN KAKAO Dina, Sari Farah; H. Napitupulu, Farel; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.427 KB)

Abstract

Penelitian tentang pengering integrasi energi surya menggunakan kolektor tipe plat datar bersirip dan termokimia untuk mengeringkan biji kakao-fermentasi telah dilakukan. Pemasangan sirip pada kolektor menambah luas permukaan absorber dan meningkatkan energi surya yang diserap. Pengeringan dilanjutkan malam hari menggunakan absorben dan dapat mempersingkat waktu pengeringan. Pengeringan biji kakao-fermentasi dengan kadar air awal rata-rata 62,6% dilakukan pada 18-19 Juni 2014 hingga mencapai kadar air 7,6%. Energi surya dilakukan selama siang hari pukul 08:30-16:00 WIB, dilanjutkan dengan energi termokimia menggunakan absorben berupa garam CaCl2 pada malam hari pukul 16:00-08:30 WIB keesokan harinya. Pengeringan dihentikan pada saat dicapai berat konstan. Evaluasi terhadap kondisi dan potensi radiasi, efisiensi termal kolektor surya, efektifitas absorben, dan model kinetika pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa selama proses pengeringan berlangsung, kondisi cuaca siang hari dicatat berada pada temperatur udara 29 – 38 °C; kelembaban relatif (RH) 41–81 % dan intensitas radiasi 111–969Watt/m2. Efisiensi termal kolektor surya dengan pemasangan sirip pada plat absorber dapat meningkatkan efisiensi termal rata-rata sebesar 62%, sedangkan efisiensi termal rata-rata kolektor surya tanpa sirip yang dilakukan tahun sebelumnya adalah 37%. Efektifitas pengeringan dianalogikan terhadap laju pengurangan kadar air. Energi surya menguapkan air dari dalam biji kakao sebesar 80%, sisanya diuapkan pada malam hari menggunakan absorben. Model kinetika pengeringan adalah eksponensial dan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pengering surya tipe kolektor plat datar tanpa sirip. Kata kunci: pengering surya, termokimia, kolektor surya tipe plat datar-bersirip, performansi

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 3 (2016): MENINGKATKAN NILAI TAMBAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI Vol 10, No 2 (2016): PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK Vol 10, No 1 (2016): Peran Teknologi dan Inovasi dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Produ Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri Vol 8, No 2 (2014): Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan untuk Industri Hijau Vol 8, No 1 (2014): Teknologi Proses Berbasis Efisiensi Energi Vol 7, No 3 (2013): Pengembangan Subtitusi Impor Mendukung Kemandirian Bangsa Vol 7, No 2 (2013): Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Mendukung Ketahanan Energi Nasional Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo Vol 6, No 3 (2012): Pengembangan Industri Berbasis Hasil Tambang Vol 6, No 2 (2012): Minimalisasi dan Pemanfaatan Limbah Vol 6, No 1 (2012): Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Alam Lokal Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri Vol 5, No 2 (2011): Penelitian Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Vol 5, No 1 (2011): Industri Kecil Menengah Vol 4, No 3 (2010): Green Industry Vol 4, No 2 (2010): Konservasi Energi Vol 4, No 1 (2010): Standardisasi dan Regulasi Teknik Vol 3, No 3 (2009): Peningkatan Nilai Tambah melalui Inovasi Kemasan Vol 3, No 2 (2009): Vol 3, No 1 (2009): Vol 2, No 3 (2008): Vol 2, No 2 (2008): Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Riset Industri Vol 1, No 3 (2007): Vol 1, No 2 (2007): Jurnal Riset Industri Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Riset Industri More Issue